Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

another me

another me

About Me

Blogger Tips and Tricks

Kamis, 13 Juni 2013

askep atresia

BAB 1
Pendahuluan
Latar belakang
Keperawatan pre-operatif merupakan tahapan awal dari perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan vase ini merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Pengkajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi.
Atresia bilier adalah suatu contoh penyakit kongenital atau cacat bawaan yang merupakan hasil dari tidak adanya atau obstruksi satu atau lebih saluran empedu pada ekstra hepatik atau intra hepatik. Untuk kasus ini sangat diperlukan adanya dukungan dari keluarga ataupun kerabat dekat guna menyemangati pasien dalam kondisi pre operasi.
Rumusan masalah
1.      Bagaimana cara merumuskan pengkajian pada Atresia bilier ?
2.      Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada Atresia bilier ?
3.      Bagaimana cara menentukan intervensi pada Atresia bilier ?
4.      Bagaimana cara menentukan implementasi pada Atresia bilier ?
5.      Bagaimana cara menentukan evaluasi pada Atresia bilier ?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara merumuskan pengkajian pada Atresia bilier
2.      Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosis pada Atresia bilier
3.      Untuk mengetahui cara menentukan intervensi pada Atresia bilier
4.      Untuk mengetahui cara menentukan implementasi pada Atresia bilier
5.      Untuk mengetahui cara menentukan evaluasi pada Atresia bilier


BAB 2
ASKEP KEPERAWATAN PADA PASIEN ATRESIA BILIER
1.      PENGKAJIAN
a.       Biodata pasien
Nama pasien                      : Siti Nur Khalila
Tempat dan tgl lahir          : Pamekasan, 30 Januari 1973
Umur                                 : 40 tahun
Jenis kelamin                     : Perempuan
Status                                : Kawin
Pendidikan                                    : SPG
Pekerjaan                           : Guru
Agama                               : Islam
Suku                                  : Madura
Diagnosa medis                 : Atresia bilier
b.      Riwayat keperawatan
Riwayat keperawatan sekarang    : Atresia Bilier
Riwayat penyakit dahulu              : Pada masa kanak-kanak  Ny. Siti Nur Khalila pernah menderita penyakit thypus, namun selama ini Ny. Siti Nur Khalila tidak pernah mengalami kecelakaan, tidak pernah dirawat di RS n dioperasi. Pasien juga mengatakan tidak pernah menderita penyakit Atresia Bilier
c.       Riwayat psikologis
Koping keluarga dalam menghadapi masalah       :Keluarga memberikan dukungan atau motivasi kapada pasien dalam menghadapi operasi
d.      Riwayat sosial
Hubungan sosial                : Baik dan menghargai terhadap orang lain serta mudah berinteraksi
e.       Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien atresia ini adalah anus tampak merah, usus melebar, kadang – kadang tampak ileus obstruksi, termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan, pada auskultasi terdengar hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam 24 jam setelah bayi lahir, tinja dalam urin dan vagina.































2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.  Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah.
c.   Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan.
















3.      INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
1
Konstipasi berhubungan dengan aganglion
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan :
Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
Dengan kriteria hasil : Penurunan distensi abdomen, meningkatnya kenyamanan
Lakukan enema atau irigasi rektal sesuai order
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam
Ukur lingkar abdomen
Bowel meningkatkan kenyaman pada anak
Meyakinkan berfungsinya usus

Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi

2
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan kriteria Hasil : Output urin 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik, membrane mukosa lembab

Monitor intake dan output cairan
Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV
Pantau TTV



Dapat mengidentifikasi status cairan klien
Mencegah dehidrasi
Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi
3
Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pasien dapat mengurangi rasa cemas dengan kriteria hasil : Klien tidak lemas

Lakukan health education mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
Health education membantu agar pasien mengerti dan tidak lagi cemas























4.      IMPLEMENTASI   
No
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Implementasi
1
Konstipasi berhubungan dengan aganglion
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan :
Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
Dengan kriteria hasil : Penurunan distensi abdomen, meningkatnya kenyamanan
Lakukan enema atau irigasi rektal sesuai order.
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam.
Ukur lingkar abdomen
Bowel meningkatkan kenyaman pada anak.
Meyakinkan berfungsinya usus
Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi

Melakukan enema atau irigasi rektal sesuai order.
Mengkaji bising usus dan abdomen setiap  4 jam.
Mengukur lingkar abdomen.

2
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan kriteria Hasil : Output urin 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik, membrane mukosa lembab

Monitor intake dan output cairan
Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV
Pantau TTV



Dapat mengidentifikasi status cairan klien
Mencegah dehidrasi
Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi
Memonitor intake dan output cairan.
Melakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV.
Memantau TTV.
3
Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pasien dapat mengurangi rasa cemas dengan kriteria hasil : Klien tidak lemas

Lakukan health education mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
Health education membantu agar pasien mengerti dan tidak lagi cemas
Melakukan HE mengenai  tindakan medis yang akan dilakukan





















5.      EVALUASI
No
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
1
Konstipasi berhubungan dengan aganglion
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan :
Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
Dengan kriteria hasil : Penurunan distensi abdomen, meningkatnya kenyamanan
Lakukan enema atau irigasi rektal sesuai order.
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam.
Ukur lingkar abdomen
Bowel meningkatkan kenyaman pada anak.
Meyakinkan berfungsinya usus
Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi

Melakukan enema atau irigasi rektal sesuai order.
Mengkaji bising usus dan abdomen setiap  4 jam.
Mengukur lingkar abdomen.

S : Klien mengatakan pola BAB teratur
O : Penurunan distensi abdomen dan meningkatnya kenyamanan klien
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan kriteria Hasil : Output urin 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik, membrane mukosa lembab

Monitor intake dan output cairan
Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV
Pantau TTV



Dapat mengidentifikasi status cairan klien
Mencegah dehidrasi
Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi
Memonitor intake dan output cairan.
Melakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV.
Memantau TTV.
S : Klien mengatakan dapat mempertahankan keseimbangan cairan
O : Output urine 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik, membran mukosa lembab
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3
Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pasien dapat mengurangi rasa cemas dengan kriteria hasil : Klien tidak lemas

Health education membantu agar pasien mengerti dan tidak lagi cemas
Melakukan HE mengenai  tindakan medis yang akan dilakukan
Melakukan HE mengenai  tindakan medis yang akan dilakukan
S : Klien mengatakan tidak lagi merasa cemas
O : Klien tidak cemas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan










BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
F Merumuskan pengkajian pada Atresia bilier dengan cara mengkaji biodata pasien, mengkaji riwayat kesehatan sekarang dan riwayat kesehatan masa lalu, riwayat psikilogis, riwayat sosial dan pemeriksaan dan pemeriksaan fisik.
F Menegakkan 3 diagnosis utama pada Atresia bilier yaitu konstipasi berhubungan dengan aganglion, risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah serta cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan.
F Menentukan intervensi keperawatan dengan cara melihat terlebih dahulu tindakan yang cocok dn tepat untuk dilakukan terhadap pasien Atresia bilier.
F Menentukan implementasi adalah tindakan nyata dari adanya intervensi.
F Evaluasi ditentukan setelah melihat perubahan yang terjadi pada diri penderita.
Saran
Berikut beberapa saran yang dapat diajukan dalam hal ini berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien Atresia bilier :
F Perawat harus cerdas memilih jenis terapi yang baik dan sesuai dengan pasien penderita atresia bilier, misalnya pemberian cairan infus pada diagnosa keperawatn keseimbangan cairan dan elektrolit.

F Perawat hendaknya melakukan evaluasi terhadap hasil pengkajian terhadap pasien. Apabila respon pasien positif maka intervensi wajib untuk dihentikan dan apabila respon pasien negatif maka intervensi harus dimodifikasi sebagian atau seluruhnya.  

0 komentar:

Posting Komentar