BAB 1
Pendahuluan
Latar
belakang
Keperawatan
pre-operatif merupakan tahapan awal dari perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan
secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan vase ini
merupakan awalan yang menjadi landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan
berikutnya. Pengkajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik
biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu
operasi.
Atresia bilier adalah suatu contoh
penyakit kongenital atau cacat bawaan yang merupakan hasil dari tidak adanya
atau obstruksi satu atau lebih saluran empedu pada ekstra hepatik atau intra
hepatik. Untuk kasus ini sangat diperlukan adanya dukungan dari keluarga
ataupun kerabat dekat guna menyemangati pasien dalam kondisi pre operasi.
Rumusan
masalah
1. Bagaimana
cara merumuskan pengkajian pada Atresia bilier ?
2. Bagaimana
cara menegakkan diagnosis pada Atresia bilier ?
3. Bagaimana
cara menentukan intervensi pada Atresia bilier ?
4. Bagaimana
cara menentukan implementasi pada Atresia bilier ?
5. Bagaimana
cara menentukan evaluasi pada Atresia bilier ?
Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara merumuskan pengkajian pada Atresia bilier
2. Untuk
mengetahui cara menegakkan diagnosis pada Atresia bilier
3. Untuk
mengetahui cara menentukan intervensi pada Atresia bilier
4. Untuk
mengetahui cara menentukan implementasi pada Atresia bilier
5. Untuk
mengetahui cara menentukan evaluasi pada Atresia bilier
BAB 2
ASKEP KEPERAWATAN PADA PASIEN ATRESIA BILIER
1.
PENGKAJIAN
a. Biodata
pasien
Nama pasien : Siti Nur
Khalila
Tempat dan tgl lahir : Pamekasan, 30 Januari 1973
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Pendidikan : SPG
Pekerjaan : Guru
Agama :
Islam
Suku :
Madura
Diagnosa medis : Atresia bilier
b. Riwayat
keperawatan
Riwayat keperawatan sekarang : Atresia Bilier
Riwayat penyakit
dahulu : Pada masa
kanak-kanak Ny. Siti Nur Khalila pernah
menderita penyakit thypus, namun selama ini Ny. Siti Nur Khalila tidak pernah
mengalami kecelakaan, tidak pernah dirawat di RS n dioperasi. Pasien juga
mengatakan tidak pernah menderita penyakit Atresia Bilier
c. Riwayat
psikologis
Koping keluarga dalam menghadapi masalah :Keluarga memberikan dukungan atau
motivasi kapada pasien dalam menghadapi operasi
d. Riwayat sosial
Hubungan sosial :
Baik dan menghargai terhadap orang lain serta mudah berinteraksi
e. Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada
pasien atresia ini adalah anus tampak merah, usus melebar, kadang – kadang
tampak ileus obstruksi, termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh
jaringan, pada auskultasi terdengar hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam 24
jam setelah bayi lahir, tinja dalam urin dan vagina.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
b. Risiko kekurangan volume
cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah.
c. Cemas orang tua
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan.
3.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Konstipasi berhubungan
dengan aganglion
|
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1x24 jam diharapkan :
Klien mampu
mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
Dengan kriteria hasil
: Penurunan distensi abdomen, meningkatnya kenyamanan
|
Lakukan enema atau irigasi rektal sesuai order
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam
Ukur lingkar abdomen
|
Bowel meningkatkan
kenyaman pada anak
Meyakinkan
berfungsinya usus
Pengukuran lingkar
abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi
|
2
|
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan menurunnya intake, muntah
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan kriteria Hasil : Output
urin 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab
|
Monitor intake dan
output cairan
Lakukan pemasangan infus dan
berikan cairan IV
Pantau TTV
|
Dapat mengidentifikasi status cairan klien
Mencegah dehidrasi
Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu
tubuh yang tinggi
|
3
|
Cemas orang tua
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pasien dapat mengurangi rasa cemas dengan kriteria hasil : Klien
tidak lemas
|
Lakukan health education mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan
|
Health education membantu agar
pasien mengerti dan tidak lagi cemas
|
4.
IMPLEMENTASI
No
|
Diagnosa
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
Implementasi
|
1
|
Konstipasi berhubungan dengan aganglion
|
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan :
Klien mampu
mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
Dengan kriteria hasil
: Penurunan distensi abdomen, meningkatnya kenyamanan
|
Lakukan enema atau irigasi rektal sesuai order.
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam.
Ukur lingkar abdomen
|
Bowel meningkatkan
kenyaman pada anak.
Meyakinkan
berfungsinya usus
Pengukuran lingkar
abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi
|
Melakukan enema atau
irigasi rektal sesuai order.
Mengkaji bising usus
dan abdomen setiap 4 jam.
Mengukur lingkar
abdomen.
|
2
|
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan menurunnya intake, muntah
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan kriteria Hasil : Output
urin 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab
|
Monitor intake dan
output cairan
Lakukan pemasangan infus dan
berikan cairan IV
Pantau TTV
|
Dapat mengidentifikasi status cairan klien
Mencegah dehidrasi
Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu
tubuh yang tinggi
|
Memonitor intake dan
output cairan.
Melakukan pemasangan
infus dan berikan cairan IV.
Memantau TTV.
|
3
|
Cemas orang tua
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pasien dapat mengurangi rasa cemas dengan kriteria hasil : Klien
tidak lemas
|
Lakukan health education mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan
|
Health education membantu agar
pasien mengerti dan tidak lagi cemas
|
Melakukan HE
mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan
|
5.
EVALUASI
No
|
Diagnosa
|
Tujuan dan Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Konstipasi berhubungan dengan aganglion
|
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan :
Klien mampu
mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
Dengan kriteria hasil
: Penurunan distensi abdomen, meningkatnya kenyamanan
|
Lakukan enema atau irigasi rektal sesuai order.
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam.
Ukur lingkar abdomen
|
Bowel meningkatkan
kenyaman pada anak.
Meyakinkan
berfungsinya usus
Pengukuran lingkar
abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi
|
Melakukan enema atau
irigasi rektal sesuai order.
Mengkaji bising usus
dan abdomen setiap 4 jam.
Mengukur lingkar
abdomen.
|
S
: Klien mengatakan pola BAB teratur
O
: Penurunan distensi abdomen dan meningkatnya kenyamanan klien
A
: Masalah teratasi
P
: Intervensi dihentikan
|
2
|
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
menurunnya intake, muntah
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan kriteria Hasil : Output
urin 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab
|
Monitor intake dan
output cairan
Lakukan pemasangan infus dan
berikan cairan IV
Pantau TTV
|
Dapat mengidentifikasi status cairan klien
Mencegah dehidrasi
Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu
tubuh yang tinggi
|
Memonitor intake dan
output cairan.
Melakukan pemasangan
infus dan berikan cairan IV.
Memantau TTV.
|
S
: Klien mengatakan dapat mempertahankan keseimbangan cairan
O
: Output urine 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3-5 detik, turgor kulit baik,
membran mukosa lembab
A
: Masalah teratasi
P
: Intervensi dihentikan
|
3
|
Cemas orang tua
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pasien dapat mengurangi rasa cemas dengan kriteria hasil : Klien
tidak lemas
|
Health education membantu agar
pasien mengerti dan tidak lagi cemas
|
Melakukan HE
mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan
|
Melakukan HE
mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan
|
S
: Klien mengatakan tidak lagi merasa cemas
O
: Klien tidak cemas
A
: Masalah teratasi
P
: Intervensi dihentikan
|
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
F Merumuskan
pengkajian pada Atresia bilier dengan cara mengkaji biodata pasien, mengkaji
riwayat kesehatan sekarang dan riwayat kesehatan masa lalu, riwayat psikilogis,
riwayat sosial dan pemeriksaan dan pemeriksaan fisik.
F Menegakkan
3 diagnosis utama pada Atresia bilier yaitu konstipasi berhubungan
dengan aganglion, risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya
intake, muntah serta cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit dan prosedur perawatan.
F Menentukan
intervensi keperawatan dengan cara melihat terlebih dahulu tindakan yang cocok
dn tepat untuk dilakukan terhadap pasien Atresia bilier.
F Menentukan
implementasi adalah tindakan nyata dari adanya intervensi.
F Evaluasi
ditentukan setelah melihat perubahan yang terjadi pada diri penderita.
Saran
Berikut
beberapa saran yang dapat diajukan dalam hal ini berkaitan dengan asuhan
keperawatan pada pasien Atresia bilier :
F Perawat
harus cerdas memilih jenis terapi yang baik dan sesuai dengan pasien penderita
atresia bilier, misalnya pemberian cairan infus pada diagnosa keperawatn
keseimbangan cairan dan elektrolit.
F Perawat
hendaknya melakukan evaluasi terhadap hasil pengkajian terhadap pasien. Apabila
respon pasien positif maka intervensi wajib untuk dihentikan dan apabila respon
pasien negatif maka intervensi harus dimodifikasi sebagian atau seluruhnya.
0 komentar:
Posting Komentar